workshop

Kegiatan Workshop Sesi Ketiga Menulis Cerita Rakyat Bersama Kawula Muda Kota Banjar

WORKSHOP MENULIS CERITA RAKYAT BERSAMA KAULA MUDA KOTA BANJAR (BAGIAN KETIGA)

Banner Workshop Sesi Ketiga Menulis Cerita Rakyat Bersama Kawula Muda Kota Banjar

RUANG BACA KOMUNITAS – Agenda pamungkas, workshop Menulis Cerita Rakyat Bersama Kawula Muda Kota Banjar edisi ketiga dilaksanakan di PapiMami Café, Mekarsari, Pataruman, Kota Banjar pada Sabtu 27 Juli 2024. Pada workshop edisi ketiga ini kami sengaja ingin memberikan nuansa lain yang bersifat komparatif dengan menghadirkan dua narasumber dari Kota Banjar dan dua narasumber lainnya dari luar kota.

Dua narasumber dari luar kota adalah Abdul Malik Firdaus (Dosen UNSOED Purwokerto) dan Zoni Sulaiman (Ketua Prodi PBSI, IPI Garut). Sementara dua narasumber Kota Banjar adalah Putri Sri Jayanti, Guru SMAN 3 Banjar yang meraih prestasi sebagai Guru Inspiratif Tingkat Provinsi Jawa Barat dengan Budayawan Banjar yang sekaligus merupakan Kepala Desa Cibeureum, Yayan Sukirlan.

Abdul Malik Firdaus dalam paparannya menyebutkan bahwa Qur’an sebagai kitab suci pun sebagian besar isinya merupakan cerita yang menjadi ibrah atau pembelajaran agar kita sebagai manusia senantiasa membudayakan kebaikan untuk kemaslahatan. Demikian juga khazanah budaya kita, baik di Jawa maupun di Tatar Sunda memiliki kekayaan budaya yang diceritakan secara turun temurun. Salah satunya seperti Cerita Baturaden di Banyumas yang sangat me-legenda. “Cerita itu pastinya memiliki pesan moral yang kuat agar kita senantiasa terus berbuat baik,” ungkapnya.

Zoni Sulaiman juga mengulas beberapa cerita rakyat, khususnya yang menjadi legenda di Kabupaten Garut, seperti Legenda Situ Bagendit. Zoni juga menyebutkan bahwa terkait dengan cerita rakyat  ada pengaturan utama dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, yakni adalah tata kelola atau pengelolaan terhadap Objek Pemajuan Kebudayaan. Senada dengan itu, Pasal 32 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”.

Narasumber lainnya, Budayawan Kota Banjar, Yayan Sukirlan bercerita mengenai proses kreatif dalam berkarya. Pencipta cerita Ki Banteng Loreng ini menuturkan bahwa kisah yang diangkatnya berangkat dari pengalaman konkret dari kehidupan nyata meskipun dalam ceritanya memang dibumbui dengan kiasan-kiasan dan pesan moral yang kental. Kuwu teladan ini juga bercerita tentang “visi dan misi” Desa Cibeureum yang dipimpinnya dalam kalimat yang menggugah masyarakat, yakni: “Rajawali Hiber”. Frasa ini menjadi landasan gerak dan penyemangat warga desanya untuk meraih kemajuan kampong halamannya.

Sementara Putri Sri Jayanti lebih fokus pada tema “Menulis Semangat Tanpa Plagiat”. Ia menuturkan bahwa salah satu hal penting dalam membuat karya tulis adalah nilai keaslian (orisinalitas) bahwa penulis harus menjauhkan diri dari perilaku menjiplak (plagiat).  Untuk itu, kepada para peserta, ia mengenalkan beberapa aplikasi untuk mengecek dan menghindari plagiat, seperti melalui Turnitin dan Plagiarisme Checker yang dapat disimak pada: www.duplichecker.com.

Seperti workshop sebelumnya, workshop sesi ini juga dipungkas dengan sesi RTL (Rencana Tindak Lanjut) dipandu Sofian Munawar, Pendiri YRBK. Pada sesi ini peserta workshop diingatkan lagi agar dapat menuntaskan tugas tulisannya sesuai jadwal yang sudah disepakati sehingga naskah tulisan dapat segera dilajutkan prosesnya ke tahap penerbitan, mulai dari pracetak: editing, (setting layout) dan proses cetaknya sesuai target yang diharapkan. (Tim YRBK/Editor: Murniati).

Kegiatan Workshop Sesi Ketiga Menulis Cerita Rakyat Bersama Kawula Muda Kota Banjar
Kegiatan Workshop Sesi Ketiga Menulis Cerita Rakyat Bersama Kawula Muda Kota Banjar

Link Informasi Terkait: https://www.youtube.com/watch?v=gJLvEDwzLZ8

Kegiatan Workshop Menulis Cerita Rakyat Bersama Kawula Muda Kota Banjar Sesi Pertama

WORKSHOP MENULIS CERITA RAKYAT BERSAMA KAULA MUDA KOTA BANJAR (BAGIAN PERTAMA)

RUANG BACA KOMUNITAS – Setelah agenda sosialisasi program Menulis Cerita Rakyat Bersama Kawula Muda Kota Banjar selesai digelar, berikiutnya Yayasan Ruang Baca Komunitas (YRBK) mengadakan kegiatan pelatihan atau workshop menulis bersama 20 kawula muda yang terpilih. Rangkaian program ini sepenuhnya didukung oleh Pusbanglin Badan Bahasa, Kemendikbudristek melalui Bantuan Pemerintah Bidang Sastra dan Kebahasaan Tahun 2024.

Rangkaian workshop itu sendiri rencananya akan dilaksanakan selama tiga tahapan hingga akhirnya para peserta workshop berhasil menyusun laporan tulisannya sebagai bahan buku antologi yang akan diterbitkan. Untuk workshop tahap pertama, YRBK menghadirkan tiga narasumber: Dr. Asep Mulyana, MA (Budayawan yang bertugas di Kantor Kemenag Kota Banjar), Duddy RS (Tokoh Literasi Media, mantan Pemred Surat Kabar Harian Kabar Pringan Tasikmalaya), dan Tina Cahya Mulyatin, S.IP., M.Si. (Ketua STISIP Bina Putera Banjar).

Workshop tahap pertama ini dilaksanakan di Aula Saung Omah Kota Banjar pada Rabu 17 Juli 2024 dipandu oleh Ivan Mahendrawanto, SH (Sekretaris YRBK) dan Septian MS, SH (Forum TBM Kota Banjar).  Duddy RS, mantan Pemred Kabar Priangan yang tampil menjadi narasumber pertama mengatakan bahwa penulisan Cerita Rakyat dalam bentuk toponimi maupun legenda sangat penting untuk menggali dan mendokumentasikan budaya lokal yang dimiliki, karena itu workshop ini menjadi kesempatan yang baik bagi kawula muda untuk berperan menjadi “teroris” kreativitas melalui berbagai kreasi tulisannya.

Narasumber berikutnya, Tina Cahya Mulyatin mengingatkan pentingnya literasi bagi kawula muda dengan menjadikan tulisan sebagai modal kawula muda memberikan peran signifikan bagi kemajuan kota tercinta. Sementara itu, Asep Mulyana selain menambahkan kerangka metodologis dalam menulis juga memberikan simulasi bagaimana kiat efektif dalam menyusun suatu tulisan yang menarik. Pada sesi ini, seluruh peserta diajak untuk praktik langsung dibagi dalam beberapa kelompok kecil seraya diberi tugas kelompok untuk menulis dan berdiskusi serta mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

Acara workshop dipungkas dengan sesi RTL (Rencana Tindak Lanjut) dipandu Sofian Munawar, Pendiri YRBK. Pada sesi ini peserta workshop dipetakan untuk pembagian tema dan tugas penulisan untuk kemudian diperkaya dengan illustrasi, referensi, serta bahan-bahan penulisan lainnya yang relevan. Hal ini sekaligus untuk updating pada pertemuan workshop berikutnya. “Perlu dipetakan sejak awal agar tidak terjadi tumpang-tindih tema satu sama lainnya yang akan ditulis oleh para peserta workshop,” pungkas Sofian yang menjadi penanggung jawab program ini. (Tim YRBK/Editor: Murniati).

Kegiatan Workshop Menulis Cerita Rakyat Bersama Kawula Muda Kota Banjar Sesi Pertama

Scroll to Top