WORKSHOP MENULIS CERITA RAKYAT BERSAMA KAULA MUDA KOTA BANJAR (BAGIAN KEDUA)

RUANG BACA KOMUNITAS – Workshop Menulis Cerita Rakyat Bersama Kawula Muda Kota Banjar gelaran Yayasan Ruang Baca Komunitas (YRBK) yang didukung penuh oleh Pusbanglin Badan Bahasa, Kemendikbudristek melalui Bantuan Pemerintah Bidang Sastra dan Kebahasaan akan dilaksanakan selama tiga rangkaian tahapan.

Setelah workshop tahap pertama dilaksanakan pada 17 Juli 2024, berikutnya YRBK mengadakan Workshop Tahap Kedua menghadirkan tiga narasumber: H. Alfi Mauluddin, ST., MM, (Founder Desa Bahasa Banjar), Dedeh Rohayati (Dosen FKIP UNIGAL), dan Firman Nugraha, SH., C.L.I (Pemerhati Pendidikan). Selain ketiga narasumber itu, hadir pula informan tambahan, yakni Saiful Hadi, Sos., Guru Inspiratif yang telah menelorkan puluhan karya buku.

Workshop tahap kedua ini dilaksanakan di komplek Desa Bahasa Banjar pada Sabtu 20 Juli 2024 dipandu oleh Nurul Ilmi Pujiastuti, Dosen STIT Muhammadiyah Banjar. Alfi Mauluddin yang tampil menjadi narasumber pertama menyebutkan bahwa Kota Banjar memiliki banyak cerita dengan puluhan situs budaya, namun sayangnya belum banyak digali secara serius. Karena itu, menurut Alfi, upaya yang dilakukan YRBK sangat penting untuk didukung bersama. “Dokumentasi yang serius mengenai budaya Kota Banjar hampir belum ada, ini menjadi urgen untuk diupayakan ke depan agar warisan budaya tidak hilang ditelan waktu,” ucapnya.

Narasumber berikutnya, Dedeh Rohayati membuat klasifikasi cerita-cerita yang ada dan berkembang di Kota Banjar menjadi tiga varian: Legenda, Mitos, dan Dongeng. Menurutnya, upaya yang akan dikaukan YRBK melalui program ini titik fokusnya lebih pada “Legenda” tempat dan sejenisnya. Ia mengusulkan tidak hanya terbatas ke Legenda saja, tapi mitos dan dongeng yang bersifat fiksi juga tidak masalah, tapi yang penting memiliki pesan moral yang baik sehingga dapat bermanfaat sebagai pembelajaran untuk kehidupan yang lebih baik.

Sementara itu, Firman Nugraha menyoroti aspek kreasi dan inovasi yang harus dimiliki oleh kawula muda dalam berbagai hal, termasuk dan terutama dalam karya tulis. Menurutnya, kreasi dan inovasi ditandai pada dua hal utama: kebaruan (novelity) dan keaslian (originality). Dengan begitu, kawula muda harus memegang dua hal penting itu dalam berkarya. Namun begitu diakui bahwa dalam perkembangan keilmuan nyaris mustahil hal-hal yang benar-benar baru, jadi boleh juga mengadaptasi atau memodifikasi yang sudah ada tapi dengan perspektif yang otentik dan khas sehingga kita terhindar dari upaya menjiplak.

Dinamika wacana diperkaya lagi dengan informasi dan pengalaman baik (best practice) dari Saiful Hadi, Guru SMAN 2 Banjar yang telah memiliki prestasi dan sejumlah karya buku. Saiful Hadi memprovokasi peserta workshop agar senantiasa terus bersemangat dalam menulis. “Kalau kamu bukan anak raja dan bukan anak orang kaya, maka menjadi penulis adalah pilihan terbaik untuk menjadi orang terhormat,” ucapnya menyitir Mutiara Kata dari Sayyidina Ali.

Seperti workshop sebelumnya, workshop sesi ini juga dipungkas dengan sesi RTL (Rencana Tindak Lanjut) dipandu Sofian Munawar, Pendiri YRBK. Pada sesi ini peserta workshop diingatkan lagi agar tetap fokus pada tema yang sudah dipilih untuk ditulis serta lebih semangat lagi untuk terus mencari-menggali, memperkaya informasi dan menambah bahan-bahan penulisan lainnya yang relevan. Hal ini sekaligus untuk updating dan upgrading pada pertemuan workshop berikutnya. (Tim YRBK/Editor: Murniati).